By In Opini

Strategi Pemilihan Kepala Desa di Karawang: Antara Pendekatan Konvensional dan Kemajuan Era 4.0

Pada tahun 2021 di Kabupaten Karawang dihelat pemilihan Kepala Desa sebanyak 177 Desa. Tidak tanggung-tanggung, ada 352 bakal Calon Kepala Desa bertanding dalam pesta akbar demokrasi yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2021. Banyak manuver dan strategi yang dijalankan oleh masing-masing calon kepala desa agar keluar sebagai pemenang. Fenomena dilapangan terlihat bahwa strategi pemenangannya ada yang bersifat konvensional dan yang memanfaatkan kemajuan era teknologi informasi dan komunikasi.

Strategi Konvensional Pemenangan Pilkades

Pada era sebelum ini, strategi pemenangan konvensional hampir mayoritas pertarungan politik desa telah didekati dengan pendekatan ini. Ada beragam cara yang biasa dilakukan dalam mempengaruhi dan menggaet suara pemilih calon kepala desa, diantaranya adalah: 1) Pemetaan Tokoh, 2) Pemetaan Kekeluargaan, 3) Pemetaan Pendanaan dan 4) Strategi Pemenangan dan 5) Alat Peraga Kampanye (APK). Kelima hal tersebut merupakan unsur yang dilakukan oleh tim pemenangan calon kepala desa apabila calonnya ingin berhasil memenangkan kontestasi demokrasi di sebuah Desa.

(more…)

Read more

By In Opini

Bukan Tidak Menyukai Kekayaan; Tetapi Aku Membenci Keserakahan?

Dalam kehidupan kini, kekayaan telah menjadi indikator penilaian kesuksesan seseorang, sekalipun tidak salah, tetapi telah menorehkan banyak luka kepada keshalehan. Jauh-jauh hari sebelum ini, Rasulullah Muhammad SAW. telah memberikan sinyal, bahwa nanti umat manusia akan dirasuki penyakit “wahn”. Secara bebas wahn dapat diartikan, di akhir zaman manusia akan dirasuki “kehendak” cinta duniawi dan menakuti kematiannya. Dengan demikian, cinta kepada keduniaan dan tidak siap menemui kematian dalam berbagai aspek dapat menyulut rendahnya keshalehan.

Jika ditelaah memakai pendekatan “pola pikir” manusia, kapitalisme telah menjadi denyut nadi kehidupan. Apabila begini, tidak dapat disalahkan jika kesuksesan diukur dengan kapital (kekayaan). Alih-alih, gerakan manusia menuju kepusaran “bagaimana bisa kaya”. Sayangnya, dalam pengejaran kapital, nilai-nilai kebaikan menjadi nilai kedua (second values), sehingga ajaran agama yang merupakan gudang nilai-nilai telah menjadi tumpul menusuk kehendak manusia. Akhirnya, kehendak, dipenuhi dengan ambisi mencapai kesuksesan membabi buta, seiring dengan itu kebaikan menjadi semakin buram.

(more…)

Read more

By In Opini

KKN: Ibarat Gerak Bandul Jam

Masalah perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) hingga kini tak kering-keringnya dibicarakan. Selalu menarik dan menyulut magma moralitas ketika realitas telah menjauh dari nilai-nilai. Wacana KKN yang menguat hari ini merupakan krisis moralitas (morality crisis) dan krisis keagamaan (spiritual crisis) bangsa Indonesia. Krisis ini juga bisa mengena pada bangsa lainnya. Sementara yang paling menyengat dibicarakan dalam berbagai forum adalah bagaimana menanggulangi masalah KKN yang dilakukan oleh kelompok elit.

Untuk memahami bagimana penganggulangan KKN yang dilakukan oleh kelompok, penelusurannya dapat dianalogikan oleh gerakan bandul jam. Logikanya; titik pusat gerakan jam diibaratkan prilaku kelompok elit, sementara batang jarum dan bandulnya merupakan prilaku kelompok menengah dan bawah. Namun begitu KKN bukan gerakan kelompok elit saja, tetapi KKN adalah bagian dari prilaku manusia secara umum.

(more…)

Read more

WhatsApp Hubungi Kami