Membangun Ilmu dari Praktik, Menjaganya Tetap Hidup Lewat Uji Lapangan
Tidak semua teori ditulis untuk disimpan. Beberapa teori ditulis untuk dihidupkan, dihidupi, dan terus diolah bersama masyarakat. Itulah semangat utama dari Community-Based Entrepreneurial Management (CBEM) atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai Model Manajemen Kewirausahaan Komunitas (MKK)—sebuah teori yang tidak lahir dari asumsi, tapi dari pengalaman warga, dan karena itu pula tidak boleh berhenti di meja penulisnya.
CBEM adalah living theory—sebuah teori yang bersumber dari praktik nyata, diuji di medan sosial, dan selalu terbuka untuk dikritik, dikembangkan, dan direplikasi dalam konteks yang berbeda-beda.

🧭 Mengapa CBEM Disebut Living Theory?
- Berasal dari praktik, bukan asumsi akademik
CBEM tidak dibangun dari literatur semata, tetapi dari pengalaman pendampingan, musyawarah warga, siaran komunitas, dan aktivitas digital masyarakat akar rumput. - Berjalan seiring perubahan sosial
CBEM terbuka untuk berkembang—misalnya dari musyawarah desa menjadi forum digital warga, dari pelatihan petani menjadi ekosistem siaran komunitas. - Membuka ruang kritik dan replikasi adaptif
CBEM tidak meminta dipatuhi, melainkan diuji. Ia akan semakin kuat ketika dikritik, dibandingkan dipuji tanpa diterapkan. - Mendorong kolaborasi lintas konteks
Teori ini mengundang akademisi, aktivis, dan warga untuk menjadi co-creator, bukan sekadar pengguna pasif.
📚 Apa yang Diuji dari CBEM?
- Apakah model musyawarah benar-benar mampu membentuk kesepakatan usaha?
- Apakah prinsip gotong royong masih bisa bertahan dalam konteks digital?
- Bagaimana dinamika partisipasi berlangsung saat CBEM diadopsi oleh komunitas dengan karakter sosial berbeda?
- Bagaimana indikator keberhasilan CBEM dibandingkan model kewirausahaan konvensional?
CBEM menyambut semua pertanyaan itu. Sebab sebuah teori hanya bernilai jika ia tahan diuji oleh realitas dan membuka ruang untuk diperbaiki oleh generasi berikutnya.
🌱 Dari MKK Menuju Gerakan Pengetahuan Sosial
Dengan berakhirnya seri tulisan #SeriIlmiahMKK, bukan berarti CBEM telah selesai. Justru ini awal dari proses yang lebih penting: penghidupan teori melalui praktik. Anda bisa:
- Mengadopsi sebagian dari tahapan CBEM untuk pengabdian masyarakat
- Mengembangkan CBEM dalam skripsi, tesis, atau artikel ilmiah
- Mencoba menggabungkan prinsip CBEM dalam pengelolaan komunitas, koperasi, hingga media warga
CBEM bukan milik satu penulis, satu komunitas, atau satu proyek. Ia milik bersama. Dan seperti halnya semua yang milik bersama—ia akan hidup selama dijaga dan digunakan bersama-sama.
✍️ Teori yang Tidak Duduk Diam
CBEM bukan teori yang duduk diam di perpustakaan. Ia berjalan di sawah bersama petani, duduk di ruang siar bersama penyiar komunitas, dan muncul dalam komentar-komentar warga di grup Facebook. CBEM tidak menunggu pengakuan dari jurnal internasional, tapi bergerak dari pengakuan warga bahwa ini cara kami mengelola hidup bersama.
Selama ada komunitas yang bermusyawarah, berwirausaha bersama, dan membangun jejaring solidaritas, maka CBEM akan terus hidup—sebagai teori, sebagai praktik, dan sebagai harapan.
📎 Tulisan ini adalah penutup dari #SeriIlmiahMKK di rohmatsarman.com.
🤝 Mari hidupkan teori ini bersama. Terapkan. Uji. Kritik. Kembangkan.
Hubungi Kami