Dalam kehidupan kini, kekayaan telah menjadi indikator penilaian kesuksesan seseorang, sekalipun tidak salah, tetapi telah menorehkan banyak luka kepada keshalehan. Jauh-jauh hari sebelum ini, Rasulullah Muhammad SAW. telah memberikan sinyal, bahwa nanti umat manusia akan dirasuki penyakit “wahn”. Secara bebas wahn dapat diartikan, di akhir zaman manusia akan dirasuki “kehendak” cinta duniawi dan menakuti kematiannya. Dengan demikian, cinta kepada keduniaan dan tidak siap menemui kematian dalam berbagai aspek dapat menyulut rendahnya keshalehan.
Jika ditelaah memakai pendekatan “pola pikir” manusia, kapitalisme telah menjadi denyut nadi kehidupan. Apabila begini, tidak dapat disalahkan jika kesuksesan diukur dengan kapital (kekayaan). Alih-alih, gerakan manusia menuju kepusaran “bagaimana bisa kaya”. Sayangnya, dalam pengejaran kapital, nilai-nilai kebaikan menjadi nilai kedua (second values), sehingga ajaran agama yang merupakan gudang nilai-nilai telah menjadi tumpul menusuk kehendak manusia. Akhirnya, kehendak, dipenuhi dengan ambisi mencapai kesuksesan membabi buta, seiring dengan itu kebaikan menjadi semakin buram.
(more…)